Senin, 30 Juli 2012

PEMANTUN ITU CERDAS


Pemantun itu cerdas

Pemantun cerdas artinya mampu untuk menyederhanakan berbagai hal yang nampaknya sulit bagi orang lain. Pemantun datap membuat kata dan kalimat sehingga menyusun bait pantun yang sulit bagi orang lain ternyata dapat menjadi mudah
CERDAS merupakan singkatan dari:
C erdik (menggunakan kata yang membentuk kalimat dalam bait pantun)
E fektif
(menggunakan kata yang membentuk kalimat dalam bait pantun)
R ealistis (dalam kata yang membentuk kalimat dalam bait pantun)
D apat mencapai tujuan dari pantun yang dibuat
A kurat ( pantun yang dibuat )
S pesifik (pantun yang dibuat)
Pemantun selalu memberdayakan dirinya tentang segala hal sehingga dapat membuat pantun dalam keadan apapun dan dimanapun.walaupun ia tidak hidup dalam lingkungan tersebut seorang pemantun dengan sendirinya mencoba mengerti dengan hal itu jikapun ia belum mengetahui atau masih ragu dengan hal itu ia dapat merubah kalimatnya untuk menyamakan rima akhir dengan tidak merubah makna dari pantun baik sampiran ataupun isinya.

Banyak orang bilang bahwa berpantun itu susah, padahal tidak. Ala bisa karena terbiasa, mau berlatih dan mau bertanya. Banyak-banyaklah membaca buku-buku pantun yang dibikin oleh orang lain. Jangan pernah menganggap hanya pantun kita yang paling baik. Dengan membaca pantun orang lain akan terjadi pertalian atau pertukaran. Dengan cara itulah kita membangkitkan ruh pantun.
Kayu jati pelampung pukat
Buluh perindu tidak berdahan
Jantung hati kemari dekat
Hatiku rindu tidak tertahan
          (Pantun klasik),  
Pada bait pantun tersebut ada dua hal yang menarik, yaitu kayu jati pelampung pukat dan buluh perindu tidak berdahan. Memang kayu jati bisa digunakan untuk pelampung pukat, tetapi apa hubungannya dengan buluh perindu tidak berdahan. Antara kayu jati dan buluh perindu tidak ada hubungannya sama sekali. Buluh perindu itu tidak ada orang yang menanam, dan hanya sekedar khayalan, oleh karenanya tidak mungkin disambung dengan kayu jati. Dengan kata lain, baris pertama dan kedua pantun klasik seringkali tidak ada hubungan sama sekali. Walau pun pantun diatas dikategorikan pantun klasik tapi beberapa peneliti menuliskan bahwa antara baris satu dan dua (sampiran) saling berkaitan atau satu rangkaian cerita. Dan baris ke tiga dan ke empat (isi) juga merupakan satu rangkaian.
Air laut beralas pasir
ombang bergulung sampai ketepi
tidak takut sampai terusir
langit mendung terasa sepi
Kalau pergi ke laut, tanpa melihat kita akan tau air laut hanya beralaskan pasir. dan ombak bergulung sampai ketepi ditiup angin. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara baris pertama dan kedua.
pantun tersebut untuk mengatasi kata-kata Air laut deras mengalir dan ombang bergulung sampai ketepi untuk menyampaikan pesan tidak takut sampai terusir dan langit mendung terasa sepi. mengapa, karena air laut tentunya kurang tepat kalau di katakan mengalir , atau kurang memahami isi laut yang luas. Yang tahu dan selalu terlihat adalah Air laut beralas pasir dan ombang bergulung sampai ketepi.

Selain itu pantun diatas juga menyimpan makna lain menurut penulis pantun yang dirangkai memiliki makna

Air laut beralas pasir
Ombak bergulung sampai ketepi

Maknanya : suatu tempat (Air laut) biarpun sederhana hanya beralaskan pasir tapi dapat menjadi tempat bernaungnya kehidupan lain dan mengantarkannya ketujuan.

tidak takut sampai terusir
langit mendung terasa sepi

 Maknanya : tidak takut sampai terusir  merupakan makna sebenarnya menyatakan sikap berani walaupun akhirnya akan teringkirkan.Namun pada kalimat langit mendung terasa sepi menyakan bahwa dengan terusirnya itu suasana akan berubah jadi sepi dan kehadirannya akan selalu di rindukan untuk mengembalikan suasana.

Untuk menyamakan bunyi ( Rima) pantun dan jumlah kata dalam kalimat sampiran dan isi pantun , Pemantun juga dapat mengurangi kalimat sebenarnya atau merubah letaknya agar dalam mengucapkannya lebih indah didengar.

Misal :
Batang sukun bibit diakar
tanpa akar batangpun roboh
Para pemantun memanglah pintar
Walau  pintar merasa bodoh

Atau pantun berikut

Tanam buah kelapa pohon
Tanah subur banyak humusnya
Dengan ramah kami memohon
Agar makmur apa rumusnya

Pada pantun kedua jelas terlihat Tanam buah kelapa pohon untuk menyampaikan maksud dari isi Dengan ramah kami memohon  pemantun meletakkan kata pohon di akhir kalimat. Sedangkan Agar makmur apa rumusnya. Dalam keseharian sering di ucapkan  Agar makmur apa kuncinya
Ini dilakukan karena ingin menyamakan bunyi rima Tanah subur banyak humusnya. Tentu pula ini terjadi dalam pantun lisan lain halnya jika pantun terlebih dahulu dikarang pemantun lewat tulisan mungkin pemantun akan memilih kalimat lain yang lebih lazim.

Senin, 23 Juli 2012

TRADISI MENYAMBUT BULAN RAMADHAN DI BANGKA BELITUNG ( Mandi Belimau Dusun Limbung Besa Jada Bahrin kec. Merawang )


TRADISI MENYAMBUT  BULAN RAMADHAN DI BANGKA BELITUNG
( Mandi Belimau Dusun Limbung Besa Jada Bahrin kec. Merawang )


Bagi umat islam,bulan ramadhan merupakan bulan yang special. Pada bulan ini Allah menjanjikan pahala yang berlipat-lipat dan pengampunan yang tidak terbatas kepada semua mahluk-Nya.Sebagian Umat muslim melakukan persiapan-persiapan khusus untuk menyambut datangnya bulan yang penuh barokah ini. Dibangka Belitung tradisi menyambut bulan ramadha dilaksanakan masyarakat untuk berziarah ke pemakaman, sedekah ruah dan mandi belimau yang dilaksanakan oleh masyarakat dusun limbung desa jada bahrin kecamatan merawang .
Tradisi ziarah kubur atau daerah lain menyebutnya NYEKAR tidak jauh berbeda dengan daerah lain, dan juga sedekah ruah yang dilaksanakan pada bulan Ruwahan atau sedekah ruwah merupakan tradisi penyambutan bulan suci Ramadhan. Ruwahan dilakukan pada bulan Sya`ban sehingga sering disebut dengan Nisfu Sya`ban, pada bulan ini masyarakat biasanya melakukan acara bersih kubur dan ziarah ke makam keluarga masing masing.
Pada pekan pekan pertengahan bulan Sya`ban masyarakat melaksanakan acara sedekah ruah dengan menyiapkan makanan,
"Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah orang yang sudah meninggal dan merupakan warisan dari Hinduisme,"
Ritual mandi belimau yang jarang dilaksanakan oleh umat muslim dibangka atau bahkan dunia. Hanya ddusun limbung jada bahrin saja yang melaksanakan ritual ini di Bangka Belitung.Bagi masyarakat didaerah ini, ramadhan merupakan bulan dimana mereka harus bertaubat sekaligus berharap keselamatan dan mendapat berkah.dengan cara mandi dengan air jeruk nipis atau penduduk asli menyebutnya mandi belimau upacara ini dilaksanakan dipinggir sungai limbung perbatasan desa jada bahrin dan desa kimak kecamatan merawang.mereka meyakini dengan mengadakan upacar ini ibadah puasa akan berjalan lancer derta akan tercapai keinginannya. Biasanya Mandi belimau dilaksanakan 1 minggu sebelum bulan ramadhan
Pelaksanaan ritual mandi belimau secara khusus memiliki tujuan :
1.       Mencari keinginan : keinginan untuk mendekatkan diri dengan Allah (dzikir),keinginan mendekatkan diri dengan Nabi Muhammad( Shalawat dan Sunah)keinginan malaikat (Tahmiad,Takbir,Tasbih)dan keinginan manusia (Doa terkabul)
2.       Meninggkatkan perbuatan mandi taubat serta sembahyang sunah taubat
3.       Meningkatkan ibadah Fadhu dan Sunah serta meningkatkan ibadah silaturahiml.namun ada juga masyarakat yang mengikuti upacara ini karena mengharapkan kesembuahan dari penyakit,limpahan rezeki kepandaian hingga dalam urusan jodoh.