Perilaku Agresif, Submisif,
dan Asertif
dalam Komunikasi
Sebagai suatu proses penyampaian pesan, informasi atau
ide-ide dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok
orang lain, komunikasi memerlukan teknik-teknik atau cara-cara sehingga pesan,
informasi, atau ide-ide yang hendak disampaikan tersebut dapat difahami
atau diterima oleh pihak lain. Difahami atau diterimanya pesan, informasi, atau
ide-ide tersebut merupakan keberhasilan dari sebuah proses komunikasi.
setiap pergaulan, kita akan menjumpai
tiga macam tipe perilaku dasar manusia yang dipastikan akan selalu ada dalam
diri setiap individu, termasuk dalam diri kita masing-masing. Tidak hanya ada
dalam diri, lebih dari itu ternyata ketiga perilaku dasar tersebut akan selalu menimbulkan
dampak secara langsung terhadap perkembangan diri individu dan akan memberikan
pengaruh pada aktivitas yang dijalankannya. Mengapa, karena terdapat hubungan
yang signifikan antara perilaku yang dimiliki dengan tindakan-tindakan yang
dilakukan
Dalam berkomunikasi ada beberapa pengelompokan
perilaku yang biasa ditunjukkan oleh seseorang. Di antaranya
pengelompokan berdasarkan bagaimana seseorang dapat mengungkapkan kebutuhan
dirinya sendiri dalam konteks hubungannya dengan kebutuhan orang lain, adalah
perilaku agresif, submisif, dan asertif.
Perilaku Submisif
Submisif adalah tipe perilaku yang
berkecenderungan menerima dan bahkan menyerah pada semua hal yang terjadi,
sekalipun yang dihadapi itu buruk adanya. Yang menonjol dari perilaku ini
adalah tidak mampu mengatakan “Tidak” pada kondisi dimana ia harus menyatakan
“Tidak”. Jelas perilaku seperti ini menimbulkan berbagai masalah
baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang lain yaitu: tidak dapat dijadikan
partner kerja yang baik dan sulit untuk berkembang. Individu dengan perilaku
seperti ini akan selalu menghadapi berbagai hambatan dan selalu melakukan
kesalahan-kesalahan yang dapat menjatuhkan aktivitasnya. Orang yang berperilaku
submisif cenderung tidak memfokuskan diri pada perkembangan dirinya berdasarkan
kemampuan yang dimiliki; mereka akan mengikuti apa saja yang menjadi keinginan
pimpinan, keinginan keluarga, atau keinginan masyarakat.
Ciri:
- Menghindari konflik,
- mengalahkan kebutuhan diri,
- terhambat dl mengungkapkan diri,
- dikuasai rasa takut, bersalah, tertekan,
- cenderung bereaksi dibelakang
Submisif
perilaku yang:
- Menyerah pada permintaan orang lain
- Menomor duakan kebutuhan , perasaan diri pribadi
- Menganggap diri lebih rendah dari orang lain
Isi pikiran:
- Menghindari menyakiti atau membuat marah orang lain
- Berusaha memperoleh persetujuan orang lain
Tanda non
verbal:
- Ragu ragu, suara pelan
- Kontak mata sedikit
- Gerakan ‘nervous’
- Tangan mencari pegangan
- Bahu turun, lengan melintang untuk melindungi diri
Contoh
seseorang dengan perilaku submisif dalam mengeluarkan pendapat Contoh:
- ‘Ini hanya pendapat saya, tapi…’
- ‘Maaf mengganggu waktu anda, tapi…’
‘Bila anda berpendapat demikian, kita akan
Perilaku
Agresif
Sikap ini bertolak belakang dengan submisif.
Perilaku agresif cenderung bersikap otoriter yang bermain perintah. Individu
yang bertipe agresif selalu tidak mempertimbangkan kepentingan orang lain, yang
ada hanya kepentingan pribadinya. Apa pun yang menjadi keinginannya itulah yang
harus dilaksanakan. Pada akhirnya nanti orang yang berperilaku agresif, akan
menemui berbagai kesulitan pada waktu bekerja bersama tim. Sikap seperti ini
kalaupun dipaksakan dalam kerja Tim, maka akan membuahkan banyak kesalahan yang
ujung-ujungnya nanti akan menghambat kariernya sendiri.
Ciri:
- Jujur, terbuka namun cara mengungkapkan perasaan tidak tepat,
- cenderung memaksakan kehendak,
- diliputi rasa marah, menyalahkan,
- ingin menjatuhkan orang lain,
- menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas, salah.
Agresif
perilaku yang:
- Mengutamakan kebutuhan, perasaan diri sendiri
- Mengabaikan hak dan perasaan orang lain
- Menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, misal: sinisme, kekerasan
Isi pikiran
yang:
- Hanya perduli dengan tercapainya tujuan diri
- Disertai tanda verbal seperti: suara keras, nada kasar, mata melotot, jari tegang
Contoh
seseorang dengan perilaku agresif dalam mengeluarkan pendapat:
- Kerjakan saja sendiri!
- Bodoh!
- Pasti kamu tidak percaya!
Perilaku
Assertif
Perilaku assertif keberadaannya diantara dua
perilaku yang bertolak belakang yaitu Submisif dan Agresif. Assertif
dibandingkan dengan kedua perilaku sebelumnya akan memberikan keuntungan yang
lebih bagi individu pemiliknya. Individu yang berperilaku assertif akan selalu
mampu menyatakan “Ya” dan sekaligus mampu untuk berkata “Tidak” sesuai pada
kondisi yang terjadi, tanpa melukai siapapun lawan bicara. Orang yang assertif
ini bukan hanya sekedar berani untuk mengungkapkan argumentasi, ide dan
pikirannya, namun dia juga mempunyai kemampuan pengendalian emosi yang sempurna
sehingga dapat menampilkan sikap yang humanis, sejuk, percaya diri dalam
balutan ketenangan dan kesabaran. Dampaknya adalah lawan bicara tidak
terhinakan oleh ungkapan-ungkapannya. Malah akan tersadarkan diri atas
kekeliruannya.
Ketiga perilaku dasar dalam perjalanannya akan
saling berlomba untuk mendominasi pribadi individu. Manakah yang akan
mendominasi dalam pribadi, maka itulah yang akan memberikan warna kepribadian
yang selanjutnya akan menghiasi dalam setiap tindakan-tindakan.
Ciri:
- Berani mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan, hak pribadi, dengan
- memperhatikan pikiran, perasaan orang lain
Asertif
perilaku yang:
- Memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri, namun juga
- Menghargai hak orang lain
Isi
pikirannya:
- Percaya, menghormati diri dan orang lain
- menekankan penyelesaian masalah secara efektif
Tanda non
verbal:
- Suara sedang, namun tegas
- menatap langsung,
- tidak mendominir ekspresi wajah dan postur relax
Contoh
seseorang dengan perilaku asertive dalam mengeluarkan pendapat:
- ‘Saya berpendapat … bagaimana pendapat anda?
- ‘Masalah ini akan saya hadapi dengan cara ini. Bagaimana efeknya terhadap anda?’
http://kipcentre.wordpress.com/category/ranah-assertif/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar