Sabtu, 13 September 2014

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN FORMULA LASSWELL DENGAN MODEL CLAUDE D. SHANNON DAN WARREN WEAVER



PERBEDAAN DAN PERSAMAAN FORMULA LASSWELL DENGAN MODEL CLAUDE D. SHANNON DAN WARREN WEAVER

Dalam Formula Lasswell terdapat 5 unsur
1. Who; Komunikan baik perorangan maupun mewakili lembaga/organisasi/instansi merupakan orang-orang pilihan yang sesuai dengan bidang kemampuannya.
2. Say What; Jika komunikan yang berkompeten dibidangnya maka apa yang dikatakannya lebih diterima oleh khalayak/komunikan.
3. In Which Chanel; Selain siapa komunikan dan apa yang dikatakannya, saluran/media yang digunakan untuk menyampaikan pesan juga berpengaruh dalam penyampaian pesan, komunikator harus dapat memilih saluran/ media komunikasinya agar pesan yang disampaikannya tepat sasaran.
4. To Whom; kepada siapa pesan ditujukan, hal ini perlu dipahami oleh komunikator, dengan memahami siapa komunikan maka komunikator dapat menentukan metode apa dan menggunakan sarana apa pesannya mudah diterima pada khalayak yang dituju.
5. Whit What Effect; Setelah pesan disampaikan, komunikator juga menganalisis effeck yang terjadi pada komunikan dari effeck yang diberikan oleh komunikan, komunikator dapat mengetahui metode dan saluran yang digunakan efektif atau tidak bagi komunikan/khalayak yang dituju.
Sedangkan pada model Claude D. Shannon dan Warren Weaver, sumber informasi menciptakan sebuah pesan untuk disampaikan kepada khalayak/ komunikan diubah menjadi signal oleh pemancar sesuai dengan saluran yang digunakan. Pesan tersebut diterima/diteruskan melalui saluran kepada penerima(receiver), kemudian receiver menyusun kembali signal menjadi pesan lalu disampaikan kembali kepada destination (khalayak/komunikan). Dalam perjalanan pesan menjadi signal dan kembali menjadi pesan terdapat gangguan(noise)
Persamaan keduanya adalah menggambarkan proses pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media/saluran.
Perbedaannya adalah Model Lasswell lebih mengutamakan bagaimana komunikator yang sesuai dengan bidangnya, berbicara, memilih saluran apa yang digunakan dan menganalisis efek yang diberikan oleh komunikan (Gangguan yang timbul dalam komunikasi disebabkan oleh komunikan). Sedangkan pada model Claude D. Shannon dan Warren Weaver lebih mengutamakan Saluran (alat), bagaimana alat tersebut mengubah pesan menjadi signal dan merubah kembali menjadi pesan dan menyalurkannya kepada destination(khalayak/komunikan). Alat/ saluran tersebut sering terjadi gangguan(noise).
2. Masih Relevankan 4 model komunikasi tersebut.
Ke empat model komunikasi tersebut masih relevan untuk saat ini dan yang akan dating karena dari masing-masing model terdapat kelebihan dan kekurangan. Untuk efektifnya komunikasi yang ditandai dengan sampainya pesan kepada komunikan ke empat model tersebut harus diperhatikan. Dalam kegiatan komunikasi kemungkinan-kemungkinan terjadi seperti yang dikatakan dalam model-model tersebut sering dijumpai.
a.    Model jarum hipodermik; menyatakan bahwa media massa sangat kuat pengaruhnya dalam menyampaikan pesan, hal ini terjadi pada khalayak yang memiliki keyakinan tentang kebenaran informasi yang disiarkan melalui media lebih dapat dipercaya daripada personal.
b.   Model komunikasi 1 tahap; merupakan pengembangan dari model hipodermik, pesan yang disampaikan melalui media langsung ditujukan dan direima oleh komunikan tanpa perantara(pemuka pendapat/opinion leader). Namun media tidak sepenuhnya dapat memengaruhi khalayak aspek penampilan pesan, saluran,alat penerima, pemahaman audien/khalayak dalam ingatan yang selektif memengaruhi suatu pesan. Maka efek pada komunikan akan berbeda-beda.
c.   Model komunikasi dua tahap; model ini mellihat bagaimana peranan pemuka pendapat dalam menyampaikan kembali pesan yang diterimanya dari media massa. kesukaan seseorang terhadap media massa tidak sama dengan orang lain, ada yang suka dengan televise, radio atau media cetak tapi ada juga yang kurang suka dengan berita yang ada di media massa dengan berbagai alasan. Peran pemuka pendapatlah yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Dengan factor kedekatan pemuka pendapat dengan komunikan pesan lebih mudah diterima.
d.   Model komuniksi banyak tahap; model yang merupakan gabungan dari sebelumnya dimana media massa menyampaikan pesan komunikan/pemuka pendapat yang selanjutnya menyampaikan kembali kepada komunikan lain dan seterusnya komunikan kembali menyampaikan pesan. Dari model ini dapat dikatakan bahwa komunikan akan menjadi komunikator pada komunikan berikutnya.
Salah satu contoh komunikasi massa adalah kegiatan tutorial online mahasiswa UT. 
4 model komunikasi terjadi disini. Begitupun dengan proses yg dikemukakan Lasswell serta Shannon& Weaver.

Ketika kita/mahasiswa sesuatu apakah dipandang pas, lain halnya dengan ibu Sri, pendamping kita. Jika komunikator menyampaikan materi kita di jalur lain misalnya FB, tentu kurang tepat karena UT telah menyiapkan wadah dan tentu pula tidak hanya kita yg telah regis MK ini ikut dlm diskusi. dst. Sesuai proses komunikasi lasswell. 
Sedangkan contoh proses komunikasi Shannon& Weaver pesan yg dikirim diubah menjadi signal internet dan internet mengirimkan ke kita, kita menerimanya dlm
 bentuk pesan. Gangguan
 dalam proses pengiriman pesan disebabkan oleh signal atau perangkat kita.

4 model komunikasi pun yg masih relevan terjadi di sini.
- ada mahasiswa yg mendapat informasi dari tuton kita.
- masing2 kita menerima pesan tsb berbeda makna.
- ada pula mahasiswa UT yg mendapat informasi dari kita, yang dianggapnya pemuka pendapat.
- setelah membaca inisiasi kita melanjutkan menyampaikan pesan, baik melalui forum ini atau diluar forum kepada sesama mahasiswa atau umum.

Disarikan dari BMP Komunikasi Massa UT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar