Rabu, 11 Juli 2012

Dunia Radio

Dunia Radio
Radio sebagai salah satu pilihan media hiburan dan informasi ternyata tidak kalah pamor dengan media cetak maupun elektronik. Info kesehatan, teknologi, gaya hidup, info seni, dan budaya, berita politik, ekonomi, kriminalitas, agama, bahkan gossip artis bisa di dengar secara gratis Dari subuh hingga tengah malam. Radio bisa menjadi ‘teman’ di mana saja, kapan saja, dan apapun yang sedang anda lakukan. Dikamar tidur, di ruang makan, atau di mobil. Pada pagi, siang, sore, atau malam hari. Sambil tiduran , sambil belajar, sambil makan, bahkan sedang bekerja di kantor, suara radio mengalun mengisi hari-hari.
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Sedangkan menurut Versi Undang-undang Penyiaran no 32/2002 : kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengar sehingga isi siaran berifat sepintas lalu dan tidak dapat di ulang. Pendengar tidak mungkin mengembalikan apa yang sudah di bicarakan sang penyiar seperti membalikkan halaman Koran atau majalah. Karena bersifat sepintas lalu, informasi yang disampaikan penyiar radio harus jelas dengan bahasa yang mudah dicerna oleh pendengar. Siaran radio bisa disimak oleh siapa saja, menembus batas-batas geografis, demografis, suku, ras, agama, dan antar golongan, juga kelas sosial. Hanya tunarungu yang tidak mampu menikmati siaran radio. Bahasa yang digunakan bukan bahasa tulisan, tetapi gaya percakapan sehari-hari. Tak heran bahasa-bahasa percakapan yang unik muncul dari dunia radio yang diperkenalkan penyiar menjadi sesuatu yang trend.

Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama dalam memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan kekuatan yang dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar. Misalnya, sebuah stasiun radio sengaja memilih format lagu pop agar para penikmat musik satu itu menjadi pendengar setianya , radio menghasilkan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, yang disebut dengan Theater of Mind. Pendengar hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar radio. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Jarang ada sekelompok orang mendengarkan siaran radio di suatu tempat. Biasanya, seseorang mendengar radio di kamar tidur, di dapur, atau di dalam mobil.
Radio begitu dekat dengan pendengarnya. Penyiar radio menyapa para pendengar secara personal. Sang penyiar seakan berbicara dengan satu orang pendengar, bukan banyak pendengar.
Paduan kata-kata, lagu, dan efek suara dalam siaran radio begitu terasa hangat dan mampu memengaruhi emosi pendengarnya, memberikan semangat hidup, menghibur dikala sedih dengan lagu-lagu, betrindak seakan ‘teman baik’ bagi pendengar.
Tingkat persaingan stasiun radio dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien. Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih .“The programming of most station is dominate by one principal content element or sound known as format” (program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format). Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa format adalah peyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya.
Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audiens. Ruang lingkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu (marketing). Format siaran dapat ditentukan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografis audien seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka munculah stasiun penyiaran berdasarkan kebutuhan kelompok tersebut.
Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformat: professional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya. Menurut Joseph Dominick (2001) format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegitan siaran harus tampil dalam empat wilayah,yaitu:
1. Kepribadian (personality) penyiar dan reporter;
2. Pilihan musik dan lagu;
3. Pilihan musik dan gaya bertutur (talk); dan
4. Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk bentuk promosi acara radio lainnya

Menurut Pringle-Star-McCavitt (1991) ”seluruh format stasiun radio itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: format musik, format informasi, dan format khusus (speciality)”. Format siaran diwujudkan ke dalam berbagai bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima oleh audiens. Kemunculan format stasiun atau spesialisasi siaran yang disebut narrowcasting, akibat dari banyak tumbuh berkembangnya stasiun radio. Sejalan dengan perkembangan jaman yang terus berubah, format stasiun justru sekarang menjadi salah satu identitas sebuah stasiun radio. Selain itu, format bisa menjadikan suatu radio diakui eksistensinya dan memiliki pendengar yang khas.
Program variety show adalah suatu program sajian yang terdiri dari sejumlah kombinasi dari beragam format acara, yang dikemas secara dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan musik dan efek suara. Program variety show terdiri dari beberapa segment berupa tips dan trik, wawancara, kuis, permintaan lagu, info aktual, gossip, dialog interaktif, dan lain-lain. Program variety show sejak memasuki 1990-an hingga sekarang menjadi format program unggulan pada waktu siar pukul 06.00 – 10.00 (prime time)
Dalam upaya mengembangkan kreatifitas program yang inovatif dan berorientasi kepada kualitas perlu adanya kerjasama personil Radio yang membidangi tugas masing-masing. Sebagai contoh pada penyelenggaraan siaran Pro 1 RRI perlu dibentuk “Tim Kreatif Siaran”. Sekelompok orang dari berbagai peran dan status yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja masing-masing RRI untuk memantau, mengevaluasi dan merancang konten baru serta pengemasan acara-acara yang diselenggarakan oleh Pro1 untuk kurun waktu tertentu.. Tim Kreatif dapat bersifat permanen satu tahun atau adhoc. Secara umum tugas pokok seksi Tim kreatif tersebut dapat meliputi :

- Melaksanakan tugas pekerjaan secara kolektif, dipimpin seorang koordinator.
- Koordinator bertugas mendistribusi peran dan tanggungjawab seluruh anggotanya.
- Anggota tim kreatif melaksanakan tugas dari koordinator secara intensif.
- Bertugas memantau siaran Pro1 dan radio kompetitor lainnya yang sejenis sebagai bahan masukan rancangan penyempurnaan siaran Pro1.
- Melakukan evaluasi pelaksanaan siaran masing-masing mata acara Pro1.
- Merancang gagasan, program dan penyajian bagi penyempurnaan siaran pro1.

Produser Pelaksana

- Bertugas dan bertanggung jawab atas keberlangsungan siaran pada waktu dinasnya (daypart) kepada KABID/KASIE siaran.
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi siaran sesuai dengan format, karakter penyiar, dan pengemasan sesuai standar siaran Pro1.
- Memimpin dan mengarahkan Tim Produksi dalam penentuan dan pencarian topik, narasumber, sudut pandang (angle), dan pemutaran musik/lagu
- Menyiapkan bahan-bahan referensi dan pendukung bagi pelaksanaan acara siaran.
- Hadir satu jam sebelum pelaksanaan jam dinasnya.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan tugas pada waktu dinasnya.

Pengarah Acara
- Bertugas dan bertanggung jawab atas keberlangsungan pelaksanaan acara siaran pada waktu dinasnya (daypart) kepada Produser.
- Bersama Produser terlibat dalam penentuan topik, narasumber, sudut pandang (angle), dan musik/lagu.
- Melakukan tugas sebagai traffic (penghubung dan penerima arus komunikasi dari luar studio, terutama kepada narasumber dan reporter).
- Melakukan koordinasi teknis dengan presenter di studio dan operator siaran.
- Mengarahkan operator studio terkait pemutaran spot iklan/ILM.
- Hadir satu jam sebelum pelaksanaan tugasnya.
- Mengisi pelaksanaan Daftar Acara Siaran.

Presenter/Penyiar :
- Bertugas dan bertanggung jawab atas keberlangsungan pelaksanaan acara siaran pada waktu dinasnya (daypart) kepada Produser.
- Bersama Produser terlibat dalam penentuan topik, narasumber, sudut pandang (angle) dan musik/lagu.
- Melakukan tugas sebagai presenter kesinambungan siaran, presenter dialog, dan program acara lain pada jam dinasnya.
- Mengikuti arahan produser dan pengarah acara dalam melaksanakan tugasnya di dalam ruang studio.
- Menyiapkan referensi literatur dan materi penunjang siaran yang dibawakannya.
- Hadir satu satu jam sebelum jam dinasnya.

Gatekeeper:
- Satu orang atau lebih berdasarkan kebutuhan.
- Bertugas melakukan penggalian (pendalaman) informasi, melakukan up-dating informasi siaran, membuat naskah berita yang baru diperoleh dari narasumber (diluar berita yang dibuat tim redaksi).
- Dalam siaran berita, mengontrol perkembangan hasil liputan reporter, menginformasikan kepada reporter radio di lapangan berbagai kejadian baru yang lepas dari pantauan reporter untuk segera diliput.
- Menerima dan menyaring setiap pendengar yang akan berpatisipasi dalam siaran interaktif, mengakses nara sumber baik yang sudah terprogram maupun insidetil untuk pengembangan konten siaran.

Operator:

- Bertugas dan bertanggung jawab atas keberlangsungan acara, khususnya terkait masalah teknis audio, komunikasi luar studio, komunikasi dengan presenter, pemutaran spot dan lagu, pada waktu dinasnya kepada Pengarah Acara.
- Melakukan tugas sebagai petugas operator sesuai arahan pengarah acara.
- Selalu berkomunikasi dengan presenter untuk menjaga harmoniasi siaran.
- Hadir satu satu jam sebelum jam dinasnya

Kekuatan siaran ada pada kecerdasan, ekspresi dan gaya presenter/penyiar. Penyiar RRI harus memiliki keahlian tambahan sebagai News Caster, sosok yang memiliki kemampuan dibidang jurnalistik (penyiar yang juga jurnalis). Penyiar yang bisa wawancara, Report On the Spot (ROS), membuat berita, menjadi moderator dan kemampuan jurnalistik lainnya. Kecerdasan: Kekayaan referensi merupakan modal dasar yang mutlak dimiliki penyiar. Hanya dengan referensi yang banyak dan benar, ia mempunyai ketahanan dan kemampuan bicara dalam keadaan bagaimanapun. Seorang penyiar memiliki kemampuan “pengambilan keputusan diplomasi diudara” ketika datang tiba-tiba serangkaian serangan statemen dari pendengar dan narasumber dengan kalimat-kalimat yang seharusnya tidak diungkap di udara. Artinya keahlian untuk membelokkan statemen, ungkapan kotor dan sejenisnya pada jalur semula dengan cara yang lebih santun. Ekspresi penyiar identik dengan kemampuan berpantomim. Pantomim suatu seni menyampaikan pesan lewat bahasa tubuh. Melalui pergerakan tubuh yang unik dan menarik, penonton bisa tertawa, sedih bahkan ada yang berterik histeris. Ekspresi dalam konteks siaran radio, juga memiliki tujuan yang sama dengan pantomim. Mempengaruhi telingan pendengar dengan seni penekanan pada suku kata, pada penggalan kalimat tertentu dan sejenisnya, sehingga membuka keinginan seseorang untuk mendengarkan pesan lebih jauh atau bahkan orang menjadi terpukau, akhirnya pesan dapat dipahami. Ada yang cukup dengan menyampaikan kalimat-kalimat tertentu dengan tegas melalui suara yang lebih berwibawa, ada yang cukup dengan menurunkan speed atau sebaliknya mempercepat speed dan ada pula yang mengulangi pengucapan kata-kata penting dengan tujuan agar pendengar lebih paham terhadap pesan yang disampaikan. Ekspresi biasanya selalu dihubungkan dengan kekuatan konten. Semakin penting konten itu, ekspresinya semakin mudah dimainkan. Semakin baik pengkalimatan suatu pesan, akan semakin mudah diekspresikan. Dengan demikian dapat diambil pengertian lebih ekstrim, bahwa mengekspresikan sangat berbeda dengan membacakan.

Pelaksana siaran lain yang sangat strategis adalah Music Director/Penyelia Musik. Bagi radio hiburan, penyelia musik sangat dominan. Tugasnya bukan sekedar memilih lagu tetapi mempunyai kemampuan manajerial khusus “merotasi lagu (music rotation). Semua lagu yang diputar selalu sejiwa dengan segmen pendengar yang dituju. Untuk “radio more music” (total musik), sangat penting mengkarakter rotasi lagu sebagai pembentuk segmen pendengar. Bagi radio yang berformat berita, musik merupakan penyekat (breaking instrument), alat penyegar (coolling fresh). Begitu pentingnya musik, maka rotasi musik sangat menentukan karakter segmen pendengar yang dituju.
Penempatan penyelia musik dalam tim siaran sangat penting. Sesuai dengan sifatnya yang auditif maka pengkarakteran lagu mutlak ada, karena hanya dengan cara itu pembentukan citra radio akan semakin cepat. Bahkan menumbuhkan public trust dari kecermatan manajerial rotasi lagu. Perotasian lagu-lagu selalu menggunakan rumus High, Middle dan Low, atau diputar sebaliknya Low, Middle dan ke arah High.
(Buku pedoman penyelenggaraan siaran RRI hal 35-39)

Adanya media radio memberi nuansa positif dalam penyebar luasan informasi . Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang program pendidikan akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk terlibat dalam mensukseskan program-program yang dicanangkan pemerintah. Secara sederhana dapat kita sadari bahwa program siaran dari media radio akan memberi pembelajaran kepada masyarakat pendengar yang akhirnya akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat
Keberhasilan dalam mutu Siaran Radio antara lain ditentukan kualitas manajemen. Karenanya program ini akan semakin efektif apabila dikelola secara ahli. Berbagai produk teknologi komunikasi/ informasi, termasuk di dalamnya media radio, memiliki ciri khas, yaitu menjanjikan kecepatan, ketepatan, kepraktisan dan kualitas dalam mencari, mengumpulkan menyeleksi, mengolah dan menyajikan informasi. Sesuai dengan ciri khas media radio sebagai salah satu produk teknologi elektronika maka menjadi keharusan bahwa manajemen yang diterapkan dalam penyelenggaraan siaran harus manajemen yang dinamis.
Agar siaran radio bisa didengar dan berhasil menjadi media peningkatan wawasan dalam proses belajar yang ditunjuk sebagai pengelola, hendaknya berperan aktif melaksanakan prinsip-prinsip organisasi terutama koordinasi kepada kelompok pendengar agar selalu memonitor dan mengikuti siaran. Media radio yang menyiarkan siaran radio tidak ada salahnya jika senantiasa memutar “promo acara” agar siaran ini dapat diketahui. Untuk mendapatkan produksi paket siaran radio yang berkualitas, hendaknya tetap komit mengaktualisasikan prinsip dan fungsi manajemen yang dinamis, sehingga dapat dihasilkan mutu paket yang menarik, enak diikuti juga pesan yang disampaikan diterima, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi pola pikir dan perilaku pendengar. Pihak-pihak yang terlibat dalam radio hendaknya duduk bersama menentukan langkah terbaik serta berkoordinasi dengan stakeholders dan instansi terkait agar siaran dapat efektif.
Jika fungsi dari media radio telah diketahui, serta banyak manfaat yang dapat diambil apalagi dengan adanya manajemen yang baik, maka kenapa tidak kita menggunakan radio sebagai media untuk menjalakan suatu program melalui siaran radio.

Radio dan media lain
Apabila dibandingkan dengan televisi, radio memiliki beberapa kelebihan, diantaranya memiliki biaya operasional yang lebih murah, lebih cepat dalam penyebarluasan informasi, dan dapat lebih luas jangkauannya. Oleh karena itu radio masih tetap merupakan salah satu media elektronik yang diminati banyak orang. Saat ini masih sekitar 39,3 % dari penduduk dewasa di lima kota besar di Indonesia yang mendengarkan radio (AC Nielsen Media Index 2001. Hal ini menunjukkan potensi pendengar radio sangat besar dan radio dapat dijadikan pilihan sebagai media yang efektif untuk penyebarluasan informasi. Radio siaran pada umumnya menampilkan musik sebagai materi utama, karena radio merupakan sarana hiburan, dan acara-acara lainnya dapat berupa interaktif, Talk Show, berita, dan lain-lain, sesuai dengan target dan sasaran radio siaran tersebut.
Apabila dibandingkan dengan media informasi yang lainnya radio memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :

- cepat (semua dapat disiarkan secara langsung, tidak rumit seperti tv, dan lama seperti koran/majalah)

- murah (harganya lebih murah dibandingkan tv, walau lebih mahal dari koran/majalah, tetapi koran/majalah harus dibeli tiap waktu)
- akrab (bisa didengar dimana saja, kapan saja, lebih simple dibanding tv)
- lebih imajinatif (dengan efek suara, dan gaya penyiar dapat lebih imajinatif dibanding tv)
- jangkauannya lebih luas (radio dapat menjangkau wilayah lebih luas daripada tv)
- Mudah dipahami (untuk mendengar radio tidak diperlukan keahlian khusus, seperti kemampuan membaca)
- Interaktif (pendengar dapat berpartisipasi langsung pada acara radio, baik melalui telepon, atau datang langsung ke studio)
Walaupun demikian, radio juga memiliki kekurangan atau kelemahan, diantaranya :

- sekilas dengar (apa yang didengar mudah untuk dilupakan, dan sekali tidak bisa diulang)
- sifat kelokalan radio sangat tinggi
- waktu sangat berharga
- tidak dapat dilihat
Karakter Radio dipandang secara ambivalen. Di satu pihak dilihat hanya sebagai sarana hobby, di pihak lain sebagai institusi sosial. Sebagai sarana hobby,kehadirannya hanya untuk memenuhi fungsi psikologis bagi penggunanya, karenanya tidak perlu dibebani dengan fungsi sosial Pengguna disini dari dua sisi, yaitu pengelola dan pendengar. Pengelola dan pendengar adalah para hobbyist, yang memuaskan dorongan-dorongan psikologis untuk memperoleh kesenangan. Karenanya pengelola disini dapat digolongkan sebagai amatir. Sebaliknya sebagai institusi sosial, kehadirannya dilekati dengan fungsi yang harus dijalankannya dalam sistem sosial. Keberadaan dalam sistem sosial ini melahirkan pengelola sebagai aktor sosial yang harus menjalankan fungsinya sesuai dengan harapan (expectation) dari masyarakat. Harapan inilah yang menformat fungsi yang harus dijalankan oleh media massa sebagai institusi sosial. Ia dapat berupa dorongan psikologis, tetapi yang tak kalah pentingnya adalah dorongan sosiologis. Jika dorongan pertama
membawa seseorang ke dunia dalam yang bersifat subyektif, maka dorongan kedua membawa seseorang ke dunia luar yang bersifat empiris obyektif.

Media massa akan mensuplai masyarakatnya untuk dapat memasuki dunia yang dipilihnya.
Materi informasi fiksional semacam musik akan membawa penggunanya ke dunia subyektif, sedang materi faktual seperti berita (news) digunakan sebagai dasar memasuki dunia sosial empiris. Pilihan seseorang akan informasi ditentukan oleh posisinya dalam sistem sosial. Seseorang yang memiliki peran dalam sistem sosial, semakin diperlukan materi informasi faktual.
Semakin tidak berperan, semakin tidak diperlukan informasi faktual, sebab yang diperlukan hanya materi fiksional yang dapat menyenangkan secara psikologis. Selain itu dorongan seseorang akan informasi bisa juga karena pembiasaan (conditioning) dari dinamika sosial di luar dirinya. Jika bertahun-tahun hanya memperoleh tipe informasi tertentu, maka kebutuhannya akan informasi akan terformat, seolah-olah hanya seperti yang biasa diterimanya. Atau peran sosial seseorang dapat dijalankan tanpa landasan dunia empiris obyektif. Kekuasaan yang determinan misalnya, bisa menyebabkan seseorang tidak memerlukan informasi faktual, sebab keputusan-keputusannya dapat dijalankan secara paksaan (coercion). Dengan demikian keberadaan media massa sangat ditentukan oleh lingkungan sosiologis dari sistem sosialnya. Kehadiran radio swasta di Indonesia tak terlepas dari perubahanperubahan dalam masyarakat. Embrio radio swasta mulai terasa terutama dari eksperimen elektronik dari kelompok-kelompok amatir. Baru pada awal Orde Baru, radio non pemerintah dimanfaatkan dalam fungsi sosial. Tetapi secara umum, radio non-pemerintah tetap lebih banyak sebagai sarana hobby. Baru belakangan stasiun-stasiun ini diwajibkan dalam bentuk badan usaha resmi. Hanya saja. Disampaikan pada Seminar Peranan Media Elektronik dalam Pembangunan Nasional, Pengurus Pusat Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia, Jakarta 3 Juli 1996 ketentuan yuridis tidak otomatis akan mengubah konstelasi dalam sistem sosial, yang akan memformat radio siaran swasta sebagai media massa yang ideal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar