KELEKAK KELUKOI KEPUMPON
Provinsi kepulauan belitung yang
terkenal akan timah dan lada putihnya memiliki tradisi agraris.Komoditi lada
adalah tanaman pokok agraris bagi masyarakat bangka belitung,selain bertanam padi
diladang.Selanjutnya,pada lahan kebun lada dan ladang padi tersebut masyarakat
mulai menanam tanaman keras yang memiliki fungsi ganda.ada semacam tradisi yang
dilakukan masyarakat Bangka Belitung yaitu memberi tanda kepemilikan lahan
dengan menggunakan tanam tumbuh seperti jenis tanaman keras.Sementara itu
penandaan lahan dimanfaatkan juga untuk melestarikan lingkungan tanah pertanian sehingga tidak menjadi lahan
kritis.Budaya menanam tanaman keras ini oleh masyarakat setempat dinamakan
budaya KELEKAK
Seiring perkembangangan zaman
kelekak sedikit demi sedikit mulai terkikis,segala sesuatu mudah didapatkan
dengancara instan,sehingga masyarakat lebih tertarik dengan hal tersebut
daripada harus menunggu bertahun-tahun lamanya untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan dari kelekak
Kelekak juga dapat dikatakan
hutan produksi bisa juga hutan buah-buahan yang sengaja atau tidak sengaja di
tanam oleh pemiliknya.Biasanya kelekak terdapat tanaman buah buahan. Durian
cempedak dan lain sebagainya, hal itu dikatakan yang dikatakan bung Toni putra
asli daerah yang saat ini bertugas sebagai pengajar di salah satu desa
dikecamatan Mendobarat.
Penulis : bang Toni Kelekak sering di dengar oleh masyarakat kita
sebenarnya hutan bagaimana yang disebut KELEKAK itu
Bang Toni : Kelekak itu berupa hutan belantara yang ditanami benda
yang dimanfaatkan untuk orang misal
buah-buahan atau apa termasuk juga hutan
buah-buahan,jadi kelekak itu termasuk hutan produksi tetapi berupa buah buahan kelekak duren,
cempedak kelekak dukuk.dari segi penanaman memang mereka tanam alternatifnya bisa ditanam atau tidak sengaja ditanam.
Pengetahuan
masyarakat bangka tentang kelekak semakin hilang orang bangka angkatan tahun
40an cak samsumin mengerti secara jelas bagaimana kelekak dikenal oleh
masyarakat bangka belitung. Pak toni
angkatan 60an mengenal hanya setengah saja bahkankan Busto mengenal kelekak
sebagai hutan belantara
Penulis : sebagai
generasi muda apakah anda tau dengan istilah Kelekak di Bangka ini
Busto
: Kelekak tu bahasa kampong e cemane ok die tu macem hutan belantara lah entah
ape dak tau ku ape daktau
Lalu lagaimana terjadinya
kelekak, pada mulanya kelekak tanaman yang ditanam tidak sengaja oleh
pemiliknya. Jarak tanamnyapun tidak teratur,dan berbagai jenis yang tumbuh dari biji buah ketika dibuang
begitu saja setelah di makan di pondok kebun.cak samsumin sesepuh kelurahan
Kenanga yang telah jenjelajahi hamper seluruh pelosok pulau Bangka menjelaskan
Cak samsudin : Yang kelekak
ne tempet kegiatan duluk e tu, ade rumah atau pundok,misalnya disekitar rumah
itu di lempar biji buah itu ….. sampai .. itu lah name e kelekak.
Penuturan cak samsumin salah satu
sesepuh yang tinggal di kelurahan kenanga. kelekak dapat bermakna KENEK KA’
atau HAK KA’ yang berarti kehendak
saya,atau hak saya atau punya saya.
Luas kelekak diukur dengan suara kapak ke berbagai penjuru sejauh mana terdengan suara kapak itu ,sejauh
itu pula luas kelekak milik seseorang
Cak samsudin : Kalau kelekak khusus pribadi pemilik e .. itu
kelekak kalau sudah tidak ada lagi penerusnya
lalu diwakafkan…….sampai …….. nah itulah batasnya
Kelekak terjadi karena masyarakat
berladang berpindah pindah setelah padi
ditanam mereka pindah ketempat lain
.sehingga seseorang dapat memiliki banyak kelekak.ada juga yang meninggalkan
begitu saja kelekaknya sehingga tidak diketahui lagi siapa pemiliknya . menurut
cak min kelekak itu merupakan hak milik orang yang membuka lahan dan berladang
bukan sengaja ditanam untuk anak keturunannya. Memang ada yang
sengaja memanam untuk anak cucunya secara langsung maka itu dinamakan KELEKAK
KELUKOI jika pula jenis tanamannya sama itu dinamakan kepumpon misalnya hanya
tanaman karet disebut KEPUMPON KARET
Kelukoi tu untuk anak
kalok same tanem e kepumpon karet
Tanam tumbuh yang ada di kelekak
kelukoi lebih teratur dan
tanamannya jenis.nama kelekak
berdasarkan nama pemilik atau lokasi lekelak
berada. Orang tua kita cak min kembali bercerita
Kelekak dak same kek kelukoi, kelukoi dak
same kek kelekak …..
Selain itu apa saja kelekak yang
dikenal masyarakat bangka Belitung
Kelekak jiret
itu kelekak yang sudah tidak dikenal orang lagi….sampai…tu name e kelekak jiret.
Selain kelekak jiret ada juga
yang dikenal masyarakat dengan sebutan kelekak usang istilah ini memiliki dua
konotasi yaitu kelakak yang sudah ditinggalkan pemiliknya.,kelekak orang banyak
atau kelekak wakaf adalah kelekak yang sudah diwakafkan oleh pemiliknya karena
tidak memiliki keturunan atau ahli waris atau mungkin saja karena tidak
diketahui siapa pemiliknya ,kelekak itu dimanfaatkan oleh orang banyak.
Sedangkan kelekak kelukoi ada
juga yang menyebutnya kelekak lukot,kelekak lukoi yang populer masa sekarang
ini terutama di desa petaling kabupaten bangka menggunakan istilah kelekak
kelukoi istilah kelekak kelukoi juga di gunakan oleh pemerintah daerah yang
berarti lahan yang memiliki tanaman keras lebih dari satu jenis, tahan
lama dan hanya berbuah satu tahun sekali
Dalam kelompok masyarakat untuk
daerah tertentu, kelekak juga merupakan sebutan lain dari areal atau kawasan
pemakaman umum orang-orang Melayu di sebuah desa. Definisi seperti ini seperti
umumnya dipahami oleh masyarakat desa dalam wilayah Kecamatan Mendobarat
Kabupaten Bangka. Tidak diketahui persis alasan mengapa orang-orang di
Kecamatan Mendobarat menyebut kawasan pemakaman umum dengan sebutan kelekak.
Namun patut diduga, sebutan tersebut berawal mengingat di atas areal pekuburan
tersebut terdapat atau ditanami oleh orang-orang tempo dulu dengan pohon-pohon
penghasil buah
Lazimnya sebidang tanah kelekak
merupakan milik bersama antarmasyarakat dari beberapa desa, termasuk perawatan maupun pengambilan manfaatnya dilakukan dan diperuntukkan secara bersama
(wakaf). Berbeda dengan kelekak milik pribadi, pengambilan manfaatnya hanya
boleh dilakukan atau dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu atau ahli waris
yang membuat kelekak. Oleh sebab itu, sebagian orang berpendapat,
kelekak milik pribadi atau milik garis keturunan tertentu ini, tidak tergolong
ke dalam definisi atau kelompok kelekak yang sesungguhnya di dalam
tatanan kemelayuan. Sebab, kemelayuan pada dasarnya mengedepankan kebersamaan
yang tidak dibatasi oleh keturunan, golongan tertentu kecuali oleh kriteria
dari kemelayuan itu sendiri yakni beragama Islam, berbahasa Melayu dan taat
dengan tradisi serta adat istiadat Melayu.
Umumnya, tidak terdapat hukum
tertulis terhadap pemeliharaan dan pengambilan manfaat dari sebuah kelekak. Aturan diperlakukan sesuai kesepakatan lisan
orang-orang tempo dulu (pembuat kelekak) dan berlaku turun temurun. Beberapa
aturan tersebut antara lain, baik batang maupun buah-buahan yang terdapat dalam
areal suatu kelekak tidak boleh untuk dijual, tidak dikuasai semena-mena dan
saling berebutan atau bertengkar. Jika musim berbuah boleh dinikmati sepuas dan
sebanyak-banyaknya tanpa ada batasan selagi buahnya masih ada dan buah-buahan
yang terdapat dalam kelekak harus diambil secara arif. Misalnya untuk buah
durian, tidak boleh dipetik dengan cara memanjat, dijolok atau dilempar.
Sedangkan untuk buah-buahan yang cara pengambilannya dengan cara memanjat,
hanya boleh diambil buah yang sudah masak atau yang sudah pantas untuk dipetik.
Ringkas kata, baik pemelihara maupun pengambilan manfaat dari kelekak memiliki
nilai-nilai sosial budaya yang sangat tinggi, memiliki tujuan konsumtif tetapi
tidak memiliki tujuan ekonomis, karena manfaat/hasilnya memang tidak untuk
diperjualbelikan. Sebab dalam kebiasaan orang Melayu, memperjualbelikan sesuatu
benda yang diperoleh dari pemberian seseorang merupakan perbuatan yang kurang/tidak
dibenarkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan perbedaan Kelekak dan
Kelukoi serta kepumpon adalah
KELEKAK
|
KELUKOI
|
KEPUMPON
|
1.
Hutan yang umurnya lebih 50 Th
2.
Jenis tanaman berbagai jenis (kebanyakan
buah-buahan)
3.
Jarak tanam tidak teratur
4.
Luar areal nya tidak tentu
5.
Batas kelekak ditanam dengan batang/tanaman
keras
6.
Hasil hutan Musiman/tahunan
7.
Hasil buah dapat dimanfaatkan oleh orang
banyak
8.
Hasil tidak di perjualbelikan
9.
Kepemilikan kelekak bukan perorangan
10.kelekak dapat dikatakan lahan
bekas garapan seseorang yang dapat desebut nama Kelekak tersebut
11. Saat ini kelekak dijadikan areal pekuburan,lapangan bola atau masjid
12. pengakuan kepemilikan hanya berdasarkan lisan.
|
1.Hutan
yang umurnya 50 Th atau kurang 50 Th
2.
Jenis tanaman berbagai jenis(kebanyakan buah-buahan)
3.Jarak tanam belum teratur
4. Luar areal nya tidak tentu tapi
lebih kecil dari Kelekak dapatjuga kelukoi bagian dari kelekak karena bagian
kelekak yang masih sering di rawat/urus oleh pemiliknya yang diperuntukkan
bagi anak keturunannya.
5.Batas
arel ditanam dengan batang/tanaman keras
6.Hasil hutan Musiman/tahunan
7.Hasil buah tidak dapat dimanfaatkan
oleh orang banyak tanpa izin pemilik
8.Hasil dapat di perjualbelikan oleh
pemiliknya
9.Kepemilikan
kelukoi jelas walaupun belum disertai surat tetapi sudah ada pengakuan dari
pribadi dan masyarakat sekitar.
10.
Saat ini jenis tanaman kelukoi ada
yang diganti dengan karet,sawit atau tanaman lainnya yang dihehendaki
pemilik.
11.
kepemilikan kelukoi bisa perorangan dapat juga keluarga sebagai warisan dari
leluhur.
|
1.
Hutan yang umurnya dapat lebih 50 Th
2.
Jenis tanaman satu jenis (bukan buah-buahan)
3.
Jarak tanam sudah teratur
4.
Luar areal sudah pasti
5.
Batas kelpumpon diberitanda dengan membuat Bandar/parit
6.
Hasil hutan tidak tetapi berdasarkan umur
batang Musiman/tahunan
7.
Hasil tidak dapat dimanfaatkan oleh orang
banyak
8.
Hasil dapat di perjualbelikan
9.
Kepemilikan kepumpon jelas
10.
Saat ini jenis tanaman kepumpon ada
yang diganti dengan karet,sawit atau tanaman lainnya yang dihehendaki
pemilik.(termasuk dijadikan tambang inkonvensional)
11. kepemilikan kepumpon perorangan tetapi berasal dari warisan.
|
Saat ini Kelekak,Kelukoi dan Kepumpon sudah jarang sekali dipahami oleh masyarakat secara jelas,dari tulisan ini semoga dapat menjadi bahan infirasi masyarakat Bangka Belitung untuk menulis kembali tentang keadaan daerahnya yang semakin lama semakin memudar.
Penulis juga menyadari minimnya pengetahuan penulis dalam
hal pengetahuan keaslian daerah
kelahiran karena penulis dilahirkan dikota Pangkal pinang dan dibesarkan di Sungailiat
Bangka. Untuk itu penulis mengharapkan sekali masukan dan dorongan dari pembaca
agar sesuatu yang bersumber dari kelisanan dapat dituangkan dalam tulisan
sebagai bukti bahwa didaerah kita juga memiliki sebuah tradisi yang patut
dibanggakan dan dilestarikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar