Rabu, 18 Juli 2012

KELEKAK KELUKOI KEPUMPON


KELEKAK  KELUKOI KEPUMPON
Provinsi kepulauan belitung yang terkenal akan timah dan lada putihnya memiliki tradisi agraris.Komoditi lada adalah tanaman pokok agraris bagi masyarakat bangka belitung,selain bertanam padi diladang.Selanjutnya,pada lahan kebun lada dan ladang padi tersebut masyarakat mulai menanam tanaman keras yang memiliki fungsi ganda.ada semacam tradisi yang dilakukan masyarakat Bangka Belitung yaitu memberi tanda kepemilikan lahan dengan menggunakan tanam tumbuh seperti jenis tanaman keras.Sementara itu penandaan lahan dimanfaatkan juga untuk melestarikan lingkungan tanah  pertanian sehingga tidak menjadi lahan kritis.Budaya menanam tanaman keras ini oleh masyarakat setempat dinamakan budaya KELEKAK
Seiring perkembangangan zaman kelekak sedikit demi sedikit mulai terkikis,segala sesuatu mudah didapatkan dengancara instan,sehingga masyarakat lebih tertarik dengan hal tersebut daripada harus menunggu bertahun-tahun lamanya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dari kelekak
Kelekak juga dapat dikatakan hutan produksi bisa juga hutan buah-buahan yang sengaja atau tidak sengaja di tanam oleh pemiliknya.Biasanya kelekak terdapat tanaman buah buahan. Durian cempedak dan lain sebagainya, hal itu dikatakan yang dikatakan bung Toni putra asli daerah yang saat ini bertugas sebagai pengajar di salah satu desa dikecamatan Mendobarat.
Penulis : bang Toni Kelekak sering di dengar oleh masyarakat kita sebenarnya hutan bagaimana yang disebut KELEKAK itu
Bang Toni : Kelekak itu berupa hutan belantara yang ditanami benda yang dimanfaatkan untuk orang  misal buah-buahan atau apa  termasuk juga hutan buah-buahan,jadi kelekak itu termasuk hutan produksi  tetapi berupa buah buahan kelekak duren, cempedak kelekak dukuk.dari segi penanaman memang mereka tanam alternatifnya  bisa ditanam atau tidak sengaja ditanam.
Pengetahuan masyarakat bangka tentang kelekak semakin hilang orang bangka angkatan tahun 40an cak samsumin mengerti secara jelas bagaimana kelekak dikenal oleh masyarakat bangka belitung.  Pak toni angkatan 60an mengenal hanya setengah saja bahkankan Busto mengenal kelekak sebagai hutan belantara
Penulis : sebagai generasi muda apakah anda tau dengan istilah Kelekak di Bangka ini
Busto : Kelekak tu bahasa kampong e cemane ok die tu macem hutan belantara lah entah ape dak tau ku ape daktau
Lalu lagaimana terjadinya kelekak, pada mulanya kelekak tanaman yang ditanam tidak sengaja oleh pemiliknya. Jarak tanamnyapun tidak teratur,dan berbagai jenis  yang tumbuh dari biji buah ketika dibuang begitu saja setelah di makan di pondok kebun.cak samsumin sesepuh kelurahan Kenanga yang telah jenjelajahi hamper seluruh pelosok pulau Bangka menjelaskan
Cak samsudin : Yang  kelekak ne tempet kegiatan duluk e tu, ade rumah atau pundok,misalnya disekitar rumah itu di lempar biji buah itu ….. sampai .. itu lah name e kelekak.
Penuturan cak samsumin salah satu sesepuh yang tinggal di kelurahan kenanga. kelekak dapat bermakna  KENEK KA’  atau  HAK KA’ yang berarti kehendak saya,atau  hak saya atau punya saya.
Luas kelekak diukur  dengan suara kapak ke berbagai penjuru  sejauh mana terdengan suara kapak itu ,sejauh itu pula luas kelekak milik seseorang 
Cak samsudin : Kalau kelekak khusus pribadi pemilik e .. itu kelekak kalau sudah tidak ada lagi    penerusnya lalu diwakafkan…….sampai …….. nah itulah batasnya
Kelekak terjadi karena masyarakat berladang berpindah pindah  setelah padi ditanam  mereka pindah ketempat lain .sehingga seseorang dapat memiliki banyak kelekak.ada juga yang meninggalkan begitu saja kelekaknya sehingga tidak diketahui lagi siapa pemiliknya . menurut cak min kelekak itu merupakan hak milik orang yang membuka lahan dan berladang bukan  sengaja ditanam  untuk anak keturunannya. Memang ada yang sengaja memanam untuk anak cucunya secara langsung maka itu dinamakan KELEKAK KELUKOI jika pula jenis tanamannya sama itu dinamakan kepumpon misalnya hanya tanaman karet disebut KEPUMPON KARET
                         Kelukoi tu untuk anak kalok same tanem e kepumpon karet
Tanam tumbuh yang ada di kelekak kelukoi lebih   teratur dan tanamannya  jenis.nama kelekak berdasarkan nama pemilik atau lokasi lekelak  berada. Orang tua kita cak min kembali bercerita
    Kelekak dak same kek kelukoi, kelukoi dak same kek kelekak …..
Selain itu apa saja kelekak yang dikenal masyarakat bangka Belitung
Kelekak jiret itu kelekak yang sudah tidak dikenal orang lagi….sampai…tu name e kelekak jiret.

Selain kelekak jiret ada juga yang dikenal masyarakat dengan sebutan kelekak usang istilah ini memiliki dua konotasi yaitu kelakak yang sudah ditinggalkan pemiliknya.,kelekak orang banyak atau kelekak wakaf adalah kelekak yang sudah diwakafkan oleh pemiliknya karena tidak memiliki keturunan atau ahli waris atau mungkin saja karena tidak diketahui siapa pemiliknya ,kelekak itu dimanfaatkan oleh orang banyak.
Sedangkan kelekak kelukoi ada juga yang menyebutnya kelekak lukot,kelekak lukoi yang populer masa sekarang ini terutama di desa petaling kabupaten bangka menggunakan istilah kelekak kelukoi istilah kelekak kelukoi juga di gunakan oleh pemerintah daerah yang berarti lahan yang memiliki tanaman keras lebih dari satu jenis, tahan lama  dan hanya berbuah satu tahun sekali
Dalam kelompok masyarakat untuk daerah tertentu, kelekak juga merupakan sebutan lain dari areal atau kawasan pemakaman umum orang-orang Melayu di sebuah desa. Definisi seperti ini seperti umumnya dipahami oleh masyarakat desa dalam wilayah Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka. Tidak diketahui persis alasan mengapa orang-orang di Kecamatan Mendobarat menyebut kawasan pemakaman umum dengan sebutan kelekak. Namun patut diduga, sebutan tersebut berawal mengingat di atas areal pekuburan tersebut terdapat atau ditanami oleh orang-orang tempo dulu dengan pohon-pohon penghasil buah
Lazimnya sebidang tanah kelekak merupakan milik bersama antarmasyarakat dari beberapa desa, termasuk  perawatan maupun pengambilan manfaatnya  dilakukan dan diperuntukkan secara bersama (wakaf). Berbeda dengan kelekak milik pribadi, pengambilan manfaatnya hanya boleh dilakukan atau dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu atau ahli waris yang membuat kelekak. Oleh sebab itu, sebagian orang berpendapat, kelekak milik pribadi atau milik garis keturunan tertentu ini, tidak tergolong ke dalam definisi atau kelompok kelekak yang sesungguhnya di dalam tatanan kemelayuan. Sebab, kemelayuan pada dasarnya mengedepankan kebersamaan yang tidak dibatasi oleh keturunan, golongan tertentu kecuali oleh kriteria dari kemelayuan itu sendiri yakni beragama Islam, berbahasa Melayu dan taat dengan tradisi serta adat istiadat Melayu.
Umumnya, tidak terdapat hukum tertulis terhadap pemeliharaan dan pengambilan manfaat dari sebuah kelekak.  Aturan diperlakukan sesuai kesepakatan lisan orang-orang tempo dulu (pembuat kelekak) dan berlaku turun temurun. Beberapa aturan tersebut antara lain, baik batang maupun buah-buahan yang terdapat dalam areal suatu kelekak tidak boleh untuk dijual, tidak dikuasai semena-mena dan saling berebutan atau bertengkar. Jika musim berbuah boleh dinikmati sepuas dan sebanyak-banyaknya tanpa ada batasan selagi buahnya masih ada dan buah-buahan yang terdapat dalam kelekak harus diambil secara arif. Misalnya untuk buah durian, tidak boleh dipetik dengan cara memanjat, dijolok atau dilempar. Sedangkan untuk buah-buahan yang cara pengambilannya dengan cara memanjat, hanya boleh diambil buah yang sudah masak atau yang sudah pantas untuk dipetik. Ringkas kata, baik pemelihara maupun pengambilan manfaat dari kelekak memiliki nilai-nilai sosial budaya yang sangat tinggi, memiliki tujuan konsumtif tetapi tidak memiliki tujuan ekonomis, karena manfaat/hasilnya memang tidak untuk diperjualbelikan. Sebab dalam kebiasaan orang Melayu, memperjualbelikan sesuatu benda yang diperoleh dari pemberian seseorang merupakan perbuatan yang kurang/tidak dibenarkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan perbedaan Kelekak dan Kelukoi serta kepumpon adalah
KELEKAK
KELUKOI
KEPUMPON
1.    Hutan yang umurnya lebih 50 Th
2.    Jenis tanaman berbagai jenis (kebanyakan buah-buahan)
3.    Jarak tanam tidak teratur
4.    Luar areal nya tidak tentu
5.    Batas kelekak ditanam dengan batang/tanaman keras
6.    Hasil hutan Musiman/tahunan
7.    Hasil buah dapat dimanfaatkan oleh orang banyak
8.    Hasil tidak di perjualbelikan
9.    Kepemilikan kelekak bukan perorangan
10.kelekak dapat dikatakan lahan bekas garapan seseorang yang dapat desebut nama Kelekak tersebut
11. Saat ini kelekak dijadikan areal  pekuburan,lapangan bola atau masjid
12. pengakuan kepemilikan hanya berdasarkan lisan.
1.Hutan yang umurnya 50 Th atau kurang 50 Th
2. Jenis tanaman berbagai jenis(kebanyakan buah-buahan)
3.Jarak  tanam belum teratur
4. Luar areal nya tidak tentu tapi lebih kecil dari Kelekak dapatjuga kelukoi bagian dari kelekak karena bagian kelekak yang masih sering di rawat/urus oleh pemiliknya yang diperuntukkan bagi anak keturunannya.
5.Batas arel ditanam dengan batang/tanaman keras
6.Hasil hutan Musiman/tahunan
7.Hasil buah tidak dapat dimanfaatkan oleh orang banyak tanpa izin pemilik
8.Hasil dapat di perjualbelikan oleh pemiliknya
9.Kepemilikan kelukoi jelas walaupun belum disertai surat tetapi sudah ada pengakuan dari pribadi dan masyarakat sekitar.
10. Saat ini jenis tanaman kelukoi  ada yang diganti dengan karet,sawit atau tanaman lainnya yang dihehendaki pemilik.
11. kepemilikan kelukoi bisa perorangan dapat juga keluarga sebagai warisan dari leluhur.
1.       Hutan yang umurnya dapat lebih 50 Th
2.    Jenis tanaman satu  jenis (bukan buah-buahan)
3.    Jarak tanam sudah teratur
4.    Luar areal sudah pasti
5.    Batas kelpumpon diberitanda dengan membuat Bandar/parit
6.    Hasil hutan tidak tetapi berdasarkan umur batang Musiman/tahunan
7.    Hasil tidak dapat dimanfaatkan oleh orang banyak
8.    Hasil dapat di perjualbelikan
9.    Kepemilikan kepumpon jelas
10. Saat ini jenis tanaman kepumpon  ada yang diganti dengan karet,sawit atau tanaman lainnya yang dihehendaki pemilik.(termasuk dijadikan tambang inkonvensional)
11. kepemilikan kepumpon perorangan tetapi berasal dari warisan.


Saat ini Kelekak,Kelukoi dan Kepumpon sudah jarang sekali dipahami oleh masyarakat secara jelas,dari tulisan ini semoga dapat menjadi bahan infirasi masyarakat Bangka Belitung untuk menulis kembali tentang keadaan daerahnya yang semakin lama semakin memudar.
Penulis juga menyadari minimnya pengetahuan penulis dalam hal pengetahuan  keaslian daerah kelahiran karena penulis dilahirkan dikota Pangkal pinang dan dibesarkan di Sungailiat Bangka. Untuk itu penulis mengharapkan sekali masukan dan dorongan dari pembaca agar sesuatu yang bersumber dari kelisanan dapat dituangkan dalam tulisan sebagai bukti bahwa didaerah kita juga memiliki sebuah tradisi yang patut dibanggakan dan dilestarikan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar