TRADISI MENYAMBUT BULAN
RAMADHAN DI BANGKA BELITUNG
( Mandi Belimau Dusun Limbung
Besa Jada Bahrin kec. Merawang )
Bagi umat islam,bulan
ramadhan merupakan bulan yang special. Pada bulan ini Allah menjanjikan pahala
yang berlipat-lipat dan pengampunan yang tidak terbatas kepada semua
mahluk-Nya.Sebagian Umat muslim melakukan persiapan-persiapan khusus untuk
menyambut datangnya bulan yang penuh barokah ini. Dibangka Belitung tradisi
menyambut bulan ramadha dilaksanakan masyarakat untuk berziarah ke pemakaman,
sedekah ruah dan mandi belimau yang dilaksanakan oleh masyarakat dusun limbung
desa jada bahrin kecamatan merawang .
Tradisi ziarah kubur atau daerah lain menyebutnya NYEKAR
tidak jauh berbeda dengan daerah lain, dan juga sedekah ruah yang dilaksanakan
pada bulan Ruwahan atau sedekah ruwah merupakan tradisi penyambutan bulan suci
Ramadhan. Ruwahan dilakukan pada bulan Sya`ban sehingga sering disebut dengan
Nisfu Sya`ban, pada bulan ini masyarakat biasanya melakukan acara bersih kubur
dan ziarah ke makam keluarga masing masing.
Pada pekan pekan pertengahan bulan Sya`ban masyarakat melaksanakan acara sedekah ruah dengan menyiapkan makanan,
"Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah orang yang sudah meninggal dan merupakan warisan dari Hinduisme,"
Pada pekan pekan pertengahan bulan Sya`ban masyarakat melaksanakan acara sedekah ruah dengan menyiapkan makanan,
"Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah orang yang sudah meninggal dan merupakan warisan dari Hinduisme,"
Ritual mandi belimau yang jarang dilaksanakan oleh umat
muslim dibangka atau bahkan dunia. Hanya ddusun limbung jada bahrin saja yang
melaksanakan ritual ini di Bangka Belitung.Bagi masyarakat didaerah ini,
ramadhan merupakan bulan dimana mereka harus bertaubat sekaligus berharap
keselamatan dan mendapat berkah.dengan cara mandi dengan air jeruk nipis atau
penduduk asli menyebutnya mandi belimau upacara ini dilaksanakan dipinggir
sungai limbung perbatasan desa jada bahrin dan desa kimak kecamatan
merawang.mereka meyakini dengan mengadakan upacar ini ibadah puasa akan
berjalan lancer derta akan tercapai keinginannya. Biasanya Mandi belimau
dilaksanakan 1 minggu sebelum bulan ramadhan
Pelaksanaan
ritual mandi belimau secara khusus memiliki tujuan :
1.
Mencari
keinginan : keinginan untuk mendekatkan diri dengan Allah (dzikir),keinginan
mendekatkan diri dengan Nabi Muhammad( Shalawat dan Sunah)keinginan malaikat
(Tahmiad,Takbir,Tasbih)dan keinginan manusia (Doa terkabul)
2.
Meninggkatkan
perbuatan mandi taubat serta sembahyang sunah taubat
3.
Meningkatkan
ibadah Fadhu dan Sunah serta meningkatkan ibadah silaturahiml.namun ada juga
masyarakat yang mengikuti upacara ini karena mengharapkan kesembuahan dari
penyakit,limpahan rezeki kepandaian hingga dalam urusan jodoh.
Menurut
kepercayaan masyarakat didaerah ini tradisi mandi belimau pertama kali
diperkenalkan oleh Depati Bahrein,Seorang bangsawan keturunan
Mataram,Yogyakarta yang melarikan diri bersama pasukan pengawalnya ke pulau
Bangka sekitar tahun 1700 dari kejaran
pasukan belanda. Pada saat itulah depati bahrein melakukan ritual Mandi
belimau.
Dalam pelestarian
upacara adat ini Pemerintah daerah Bangka melalui dinas PARSENIBUD
mengembangkan upacara adat ini tidak hanya untuk masyarakat limbung jada bahrin
atau desa kimak saja.tetapi masyarakat dipulau Bangka banyak juga datang untuk
mengikuti ritual ini atau sekedar menyaksikan pelaksanaan ritual.ada juga yang
dating ke dusun limbung sekedar memenuhi undangan dari kerabatnya yang tinggal
di dusun tersebut. Karena selain pelaksanaan ritual di sungai masyarakat juga menjamu pendatang
dengan hidangan nganggung di masjid atau menyediakan makanan dirumah mereka
layaknya perayaan hari raya idulfitri.Kondisi ini jika tidak disikapi secara
arif dan bijaksana makna nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini akan
memudar sekedar seremonial budaya saja.
Sebagai sebuah Ritual
Kegiatan Mandi Belimau diawali dengan berziarah ke Makam Depati Bahrein
yang terletak di wilayah Lubuk Bunter sekitar kurang lebih 8 km dari Desa
Kimak. Dalam melakukan ziarah diisi dengan kegiatan membaca Surah Yasin serta
memanjatkan do'a, dipandu oleh tokoh agama setempat.
Setelah selesai melakukan ziarah ke Makam Depati Bahrein, selanjutnya
menuju ke Dermaga Lubuk Bunter kurang lebih 3 km dari lokasi makam. untuk
menyeberangi Sungai Jada yang banyak di tumbuhi dengan pohon bakau, menggunakan
perahu kayu untuk sampai ke Dusun Limbung tempat dilaksanakannya upacara adat
Mandi Belimau.Seorang
laki-laki bersorban membacakan doa yang di depannya terdapat kendi yang berisi
air. Sementara lima laki-laki dengan mengenakan kain hijau, merah, kuning,
hitam dan kelabu berdiri di belakangnya. Setelah itu, air yang di dalam kendi
disiram kepada warga.
Ritual adat Mandi Belimau dimulai dari pengutaraan niat disertai doa
yang dipimpin keturunan kelima Depati Bahrin (Haji Ilyasak) yang sekarang
adalah pemuka adat Kecamatan Merawang. Dalam upacara ini Haji Ilyasak sebagai
pemimpin mengenakan kain putih, sementara lima pemuka adat lainnya yang
membantunya mengenakan kain berwarna hijau, merah, kuning, hitam dan kelabu.
Tidak disebutkan apa makna yang tersirat dari perbedaan lima warna kain yang
dikenakan oleh yang membantu ritual itu dan yang mempimpin. Sedangkan
pelaksanaan mandinya sendiri dilakukan di depan Sungai Limbung, yang dimulai
dari membasahi telapak tangan dari yang kanan, lalu telapak kiri, kemudian kaki
kanan dan kiri yang diteruskan membasahi ubun-ubun dan seluruh anggota tubuh
dengan guyuran air yang dicampur dengan jeruk limau.
Di sekitar tempat pelaksanaan upacara
adat Mandi Belimau terdapat 5 (lima) macam kain berwarna yang bermakna :
1
.BIRU yang berarti Pemberani - Isroil
Istana Jantung Tulang Ali.
2
MERAH yang berarti Panglima - Isrofil
Istana Jantung Daging Usman.
3
KUNING yang berarti Pengrajin - Mikail
Istana Urat Umar.
4
HITAM yang berarti Sabar Penyimpan
Rahasia, Bersatu Jihad - Jibroil Istana Lidah Darah Abu Bakar
5
PUTIH yang berarti Kesucian - Titis
Nur Muhamad SAW Al Ulama Miswhatul Mursyid
Air yang
digunakan untuk pelaksanaan upacara adat Mandi Taubat yaitu air yang di ambil
dari sumur kampung yang telah dibacakan mantera dan dicampur dengan :
1. Jeruk nipis 7 buah, syarat kode kain merah tanda panglima menguasai ilmu sakti. (Akek Pok )
2. Pinang 7 butir, syarat kode kain putih tanda kesucian batin pendekar (Depati Bahrein)
3. Bonglai kering, 76 iris, syarat kode kain hitau tanda pemberani , pemberantas jin dan iblis (Akek Jok) ahli ilmu politik.
4. Kunyit 7 mata, syarat kode kain kuning rajin bekerja, orang yang rajin musuhnya iblis, orang malas kawannya iblis (Akek Sak)
5. Mata mukot 7 jumput, bawang merah 7 biji, kode kain kelabu orang suka penurut. (Akek Daek)
6. Arang usang, kode kain hitam tanda sabar menyimpan rahasia tanda bersatu jihad fisabillillah (Akek Dung)
sebelum pelaksanaan
upacara mandi belimau,masyarakat melakukan ziarah kemakam depati Bahrin yang
berada di lubuk bunter desa kimak,membacakan surat yasin dan membacakan doa
yang dipandu oleh tokoh agama setempat.(ziarah ini sebagai pembuka acara mandi
belimau semula dilaksanakan satu hari sebelum mandi belimau mengingat sekarang
banyak diikuti oleh masyarakat yang dating dari luar juga oleh pembesar di
provinsi Babel zizrah ke makam Depati bahrin dilaksanakan pagi hari sebelum
mandi belimau pada hari yang sama )
Pada
akhir pelaksanaan upacara adat Mandi Belimau dilaksanakanlah suatu tradisi adat
Sepintu Sedulang yang di sebut "Nganggung", yaitu membawa makanan
secara bergotong-royong ke suatu tempat untuk di nikmati bersama-sama (dalam
hal ini Mesjid Dusun Limbung)
dalam kegiatan Mandi Belimau terdapat beberapa nilai yang dapat diambil
Nilai Keagamaan :
Dapat
dilihat dari tujuan awal dari upacara ini yaitu sebagai media penyucian diri
untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dapat juga dilihat dari pembacaan
surat yasin ketika melakukan ziarah ke makam Depati Bahrein.
Nilai budaya
dalam tradisi :
terdapat pada penggunaan
ramuan-ramuan,pementasa tarian, dan pantun yang dibacakan pembawa acara serta
pembacaan mantra.Nilai ini juuga dilihat dari adanya keyakinan dari sebagian
pengunjung bahwa mandi pada upacara ini
dapat mendatangkan jodoh.
Nilai
Penghormatan kepada leluhur :
dapat dilihat dengan pelaksanaan ziarah
kemakan Depati Bahrein dan menggunakan pakaian dengan warna-warna yang
diasosiasikan Depati Bahrein dan pengawalnya.dengan harapan agar para leluhur
dapat membantu tercapainya tujuan baik yang dilandasi spirit keagamaan atau
pribadi.
Nilai Sosial :
dapat dilihat pada acara penutup mandi
belimau, yaitu sepintu sedulang,pada proses ini masyarakat dari segala lapisan
masyarakat membawa makanan yang kemudian dimakan secara bersama-sama.
Nilai Hiburan : Sebenarnya nilai ini merupakan konsekuensi dan
penetrasi dari kepariwisataan ketika acara tersebut ditambah dengan penampilan
kesenian daerah setempat.
Kegiatan menyambut bualan Ramadan di
dusun limbung desa jada bahrin ini sebagian dari kegiatan masyarakat menyambut
datangnya bulan Ramadhan mungkin masih banyak lagi yang belum perpantau oleh
penulis dengan demikian penulis mengharapkan dukungan dan partisipasi dari
seluruh kalangan agar tradisi kita dapat diketahui oleh khalayak minimal di
daerah kita sendiri.
Sumber
: H. ILyasak (Sesepuh kampong)
Usman ( kades Desa Jada)
Masyarakat desa jada dan dusun
limbung
Masyarakat yang mengikuti acara
ritual
Berbagai
tulisan di media cetak dan elektonik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar