Selasa, 03 Juli 2012

RUMAH LIMAS BANGKA BELITUNG


RUMAH LIMAS BANGKA BELITUNG
 (contoh naskah untuk siaran radio)

 
Kabupaten Bangka sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki berbagai macam potensi yang cukup menarik baik alam maupun seni budayanya. Salah satu potensi yang menarik perhatian dan menjadi ciri bangka belitung adalah bentuk rumah asli dengan atap berbentuk limas dan bertangga sehingga disebut rumah panggung limas. tidak hanya bagi daerah dengan semboyan sepintu sedulang ini namun juga bagi propinsi kepulauan bangkabelitun

Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka.
Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.

Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur, yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
Berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.
Rumah limas bangka belitung sekarang ini dapat dihitung dengan jari dahulu rumah limas merupakan kebanggaan pemiliknya karena dari bentuk rumah orang akan tau siapa pemilik rumah tersebut.
Pendengar bangka belitung dulu merupakan bagian dari provinsi sumatra selatan di bawah kesultanan palembang. sehingga kebudayan dan bentuk rumah adat di bangka ada kemiripan dengan palembang.
sesuai dengan namanya Rumah panggung limas berbentuk panggung dan atapnya berbentuk limas terbuat dari kayu yang kuat seperti kayu nyato salah satu kayu yang berkualitas di bangka belitung.sedangkan di daerah palembang kayu bulian.
Pendengar sebelum indonesia merdeka rumah panggung masih banyak namun sekarang jarang sekali di temukan. Hanya beberapa rumah saja yang masih tersisa salah satunya yang berada di desa kota waringin.
Bagaimana bentuk asli rumah panggung limas bangka belitung sekilas penuturan H Helmi Yuda Budayawan bangka belitung
Inset  helmi  yudha : mulai      jadi ciri ……..DST …………… Sampai …..      dibawah itu disebut dengan tatok (1)
Hal itu juga di katakan oleh NETTI S.Sos Yang bertugas pada Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka
Inset Netti S.Sos : … Mulai ……Umumnya Rumah …………… DST …………Sampai 4-5 kamar     ( 2)
Rumah Bangka yang memiliki beberapa kamar  tempat  tinggal penghuni humah. Dengan bahan kayu yang kuat dinding papan yang tersusun rapi . Berikut Penuturan Masyarakat Bangka Belitung Atok Zaizi dan Pak suripto
Inset   atok zaizi sauripto : Mulai … Atok zaizi ….. Sampai ……yeng Mudak Tu dak jadi Duduk diatas ( 3 )  
Pendengar Ada lagi yang unik dari Rumah Panggung Bangka belitung Dinding papan tersusun rapi berdiri dan tidak di lapis pewarna Cat seperti rumah umumnya saat ini apa yang di gunakan untuk menguatkan atau mengawet rumah yang terbuat dari kayu ini berikut penuturan KARFOD masyarakat yang pernah tinggal di rUmah Panggung
Inset  KARFOD  : … Mulai  Karfod ne …. Di sinar baru ne ge ade sikok asli ya… (4)
Pendengar di bangka belitung selain ada rumah adat melayu juga derdapat rumah adat cina keduanya berbeda satu sama lain kalau rumah adat cina tidak berbentuk panggung tapi atapnya berbentuk limas dan terdapat ukiran ukiran pada sisi bangunannya. Pendengar di bangka belitung selain hidup suku melayu juga terdapat etnis tionghoa yang hidup berdampingan.
Kedua rumah adat ini sekarang ini nasipnya memprihatinkan  kalau tidak ada kebijakan dari pemerintah dan masyarakat  bangka sendiri. Agar Aset Daerah ini tidak hilang begitu saja berikut harapan Budayawan Babel Helmi Yudha.
Inset : helmi yuda  …….. mulai  saya kira itu perlu ya ………. Sampai ………… perlu di lestarikan  (5)
 Lalu bagai mana upaya dinas pariwisata untuk menjaga warisan budaya ini …
Inset  netti s.sos  : Mulai ……. Untuk tahap awal ini ……….. sampai ……………. Pendanaan lah sekarang ( 6 )    
Pendengar  jika tidak ada upaya untuk pelestarian aset aset budaya ini dari pihak terkait aset ini akan punah hilang begitu saja. memang dari bentuk nya Rumah adat ini sudah tidak relevan dengan masa sekarang tapi upaya untuk melestarikannya sangatlah perlu. Upaya pelestarian pun menghadapi berbagai masalah ibarat pepatah
DINGEMGAM  TAKUT MATI DI LEPAS TAKUT TERBANG
TALI TERENTANG TIDAK PUTUS SANGKUTAN TERGANTUNG TIDAK REKAH
Artinya :  Sesuatu yang apa bila di buang akan mendapat  rugi  tapi  bila dipertahankan akan   mendapat  kesulitan
                Pertalian kekeluargaan yang kokoh sehingga tidak dapat dipisahkan
Untuk Menjawab Kehawatiran Kita semua harus satu suara untuk melestarikan aset budaya kita sehingga dapat diketahui generasi penerus dan dapat di pahami adat kebudayaan leluhurnya
DAPATKAH SUARA HARAPAN ITU MENYATU ?  
Dan Harapan Tinggal Kenangan ?

Hingga disini Dokumen kebudayaan  RUMAH ADAT BANGKA BELITUNG 

1 komentar: